Rabu, 05 Februari 2014

Kualitas Citra Radiografi

Telah diketahui bahwa terbentuknya citra radiografi adalah disebabkan oleh sinar-x yang setelah melalui objek tiba pada film dan merubah susunan kristal perak halide menjadi butir perak berwarna hitam. 
Aksi sinar-x (kombinasi sinar-x dengan layar pendar) dan cahaya sangat dilipatgandakan oleh cairan pembangkit, tahap processing selanjutnya membuat citra menjadi permanen dan dapat diamati di depan viewer.
Tujuan membuat citra adalah agar citra dapat dilihat dengan jelas, untuk itu citra harus memiliki bentuk yang tegas diiringi oleh adanya kontras radiografi yang cukup. Kontras radiografi adalah perbedaan terang diantara berbagai bagian citra, bagaimana sesuai dengan perbedaan daya serap bagian tubuh terhadap sinar-x. Struktur dari objek tidak akan terlihat, bila nilai kontras disekitarnya tidak cukup. Ada tiga hal dari citra radiografi yang perlu dibedakan, yaitu :
1.      Bentuk jelas / tegas
2.      Detail / definition, menunjukan bagian kecil dari objek dapat dilihat (ketajaman)
3.      Kontras radiografi, menunjukan perbedaan terang (hitam/putih)
4.      Distorsi, perubahan bentuk dan ukuran pada citra radiografi
Ketajaman Citra Radiografi
Citra-radiografi merupakan bentuk bayangan; citra yang diperoleh sebagai akibat dari sinar x melalui tubuh, mirip dengan bayangan pada tembok bila melewatkan sinar matahari pada tubuh. Bayangan yang membentuk  citra radiografi haruslah dengan bentuk yang jelas dan tajam, dimana tingkat pengaburannya berkurang. Pada praktek bentuk bayangan sering diikuti oleh pengaburan, dimana tingkat pengaburan itu disebabkan oleh beberapa hal, seperti :

MRI

Pada dasar-dasar MRI ini akan dibahas mengenai pengertian
MRI, instrumentasi dasar MRI (magnet utama, gradien koil, pemancar
(transmitter), koil penerima (receiver) dan komputer)
a. Pengertian MRI
MRI merupakan sebuah teknik radiologi yang menggunakan
magnetisasi, radiofrekuensi, dan computer untuk menghasilkan
gambaran struktur tubuh (www.cis. Rit. Edu/htbooks/nmr/chap-1.
htm).
MRI adalah suatu alat diagnostik gambar berteknologi tinggi yang
menggunakan medan magnet, frekuensi radio tertentu dan
seperangkat komputer untuk menghasilkan gambar irisan-irisan
penampang tubuh manusia (Journal Reshaping the way you look at
MRI (2005).
b. Instrumentasi Dasar MRI ( Ness Aver, 1997 )
Komponen Utama MRI yaitu : magnet utama, gradient coil,
transmitter coil, receiver coil, dan komputer.
1) Magnet Utama
Magnet utama dipakai untuk membangkitkan medan magnet
berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh
sehingga menimbulkan magnetisasi.
Beberapa jenis magnet utama, antara lain :
a) Magnet Permanen
Magnet permanen terbuat dari beberapa lapis batang keramik
ferromagnetik dan memiliki kuat medan magnet maksimal 0,3
Tesla. Magnet ini di rancang dalam bentuk tertutup maupun
terbuka (C shape) dengan arah garis magnetnya adalah
antero-posterior.
b) Magnet Resistif
Medan magnet dari jenis resistif dibangkitkan dengan
memberikan arus listrik pada kumparan. Kuat medan magnet
yang mampu dihasilkan mencapai 0,3 Tesla.
c) Magnet Super Conductor
Magnet ini mampu menghasilkan medan magnet hingga
berkekuatan 0,5 Tesla-3.0 Tesla, dan sekarang banyak
dipakai untuk kepentingan klinik. Helium cair digunakan untuk
mempertahankan kondisi superkonduktor agar selalu berada
pada temperatur yang diperlukan.
2) Koil Gradien
Koil gradien dipakai untuk membangkitkan medan magnet
gradien yang berfungsi untuk menentukan irisan, pengkodean
frekuensi, dan pengkodean fase. Terdapat tiga medan yang saling
tegak lurus, yaitu bidang x,y, dan z. Peranannya akan saling
bergantian berkaitan dengan potongan yang dipilih yaitu aksial,
sagital atau coronal. Gradien ini digunakan untuk memvariasikan
medan pada pusat magnet yang terdapat tiga medan yang saling
tegak lurus antara ketiganya (x,y,z).
Kumparan gradien dibagi 3, yaitu :
a) Kumparan gradien pemilihan irisan (slice) – Gz
b) Kumparan gradien pemilihan fase encoding - Gy
c) Kumparan gradien pemilihan frekuensi encoding - Gx
3) Koil Radio Frekuensi
Koil radio frekuensi ( RF Coil ) terdiri dari 2 yaitu koil
pemancar dan koil penerima. Koil pemancar berfungsi untuk
memancarkan gelombang radio pada inti yang terlokalisir
sehingga terjadi eksitasi, sedangkan koil penerima berfungsi untuk
menerima sinyal output setelah proses eksitasi terjadi ( Peggy and
Freimarck, 1995 ).
Koil RF dirancang untuk sedekat mungkin dengan obyek agar
sinyal yang diterima memiliki amplitudo besar.
Beberapa jenis koil RF diantaranya :
a) Koil Volume ( Volume Coil )
b) Koil Permukaan ( Surface Coil )
c) Koil Linier
d) Koil Kuadrat
e) Phase Array Coil
4) Sistem Komputer
Sistem komputer bertugas sebagai pengendali diri dari
sebagian besar peralatan MRI. Dengan kemampuan piranti lunak
yang besar komputer mampu melakukan tugas-tugas multi (multi
tasking), diantaranya adalah operator input, pemilihan slice,
kontrol sistem gradien, kontrol sinyal RF dan lain-lain. Komputer
juga berfungsi untuk mengolah sinyal hingga menjadi citra MRI
yang dapat dilihat pada layar monitor, disimpan ke dalam piringan
magnetik, atau bisa langsung dicetak.
c. Dasar Fisika MRI
1) MR Active Nuclei (Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999)
Prinsip yang mendasari MRI adalah gerakan spin dari
nucleus aktif MR yaitu inti-inti atom spesifik dalam tubuh manusia
yang memiliki nomor massa ganjil (baik jumlah proton maupun
neutronnya yang ganjil). Beberapa nucleus aktif MR yaitu hidrogen
(1 proton dan tanpa neutron), Carbon-13, Phosfor-31, sodium-23,
oksigen-17, nitrogen-15. Hidrogen adalah nucleus aktif MR yang
banyak digunakan dalam MRI karena hydrogen dalam tubuh
sangat banyak dan protonnya mempnyai moment magnetic yang
besar.
Dalam kondisi normal moment magnetic inti hydrogen
arahnya random. Namun apabila ditempatkan dalam suatu medan
magnet yang kuat, moment magnetic inti-inti atom akan
menyesuaikan arah dengan medan magnet statis. Sebagian besar
inti hydrogen akan parallel dengan medan magnet statis. Inti atom
hidrogen yang mempunyai energi rendah akan parallel terhadap
medan magnet statis dan inti –inti atom hidrogen yang mempunyai
energi tinggi akan anti parallel dengan medan magnet
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian inti-inti
atom hidrogen terhadap medan magnet statis adalah kuat
lemahnya medan magnet statis dan energi thermal inti atom, yakni
bila energi thermal lebih lemah tidak cukup kuat untuk berlawanan
dengan medan magnet statis (Bo), dan bila energi thermal tinggi
akan cukup untuk anti parallel. Inti yang paling banyak
mendominasi jaringan biologi tubuh manusia adalah atom
hidrogen (1 proton dan tanpa neutron). Atom hydrogen sangat
banyak terdapat dalam jaringan biologi tubuh manusia dan
protonnya mempunyai moment magnetic yang besar. Hal ini
menyebabkan sinyal hidrogen yang dihasilkan 1000 kali lebih
besar daripada atom lainnya dalam tubuh, sehingga atom inilah